Yahoo Messenger

Jumat, Oktober 02, 2009

Karya Wan






Akh!! Rejeki Tak Lari Kemana..

(Ketika kaum urban bergerak massif menuju ibukota, terdapat sinergi positif dan sekaligus ekses negatif dalam keterkaitan antara keberadaan urbanisasi dengan pergerakan agresif modernisasi sebuah ibukota. Melimpah ruahnya tenaga kerja murah dan siap pakai, roda ekonomi semakin berputar aktif dan menggejala yang membuat pergeseran modal ke segala sektor massa maupun dilihat dari makro ekonomi. Meskipun demikian, jumlah besar calon pekerja tak berbanding lurus dengan ruang yang tersedia untuk manusia bekerja. Peluang semakin menyempit dan menuntut spesialisasi tiap pekerja produktif, sedangkan angka besar kaum urban justru pada tenaga kasar dan minim pendidikan. Terciptalah gelombang pemuatan pangsa tenaga kerja pada sector non formal, antara lain ojek sepeda di kawasan kota tua Jakarta, tepatnya di jantung museum Fathillah. Berbekal tenaga otot dan kemauan keras untuk bertahan hidup di kota Jakarta, mereka berduyun-duyun bekerja apa saja, dimana saja dan kapanpun siap mengais rejeki. Toh, tak selalu waktu harus dikejar terus menerus, spartan hingga harus forsir tenaga fisik. Beri ruang istirahat sejenak, sekedar menghela nafas untuk kembali bergegas siap mengayuh sepeda ontel tua.. Mereka tetap butuh ruang privasi meski cuma menyisakan tempat dengan bertepi kali di tengah reriuhan gerakan manusia disekelilingnya).
”Hari ini telah sekian rupiah kudapatkan, gerak badan ini kembali melemah payah. Cuacapun menuntut cepat, meski esok ‘kan datang lagi. Hendak kurebahkan raga ini sejenak. Akh!! rejeki tak lari kemana...”

Tidak ada komentar: